Dasar
Pandangan Hidup yang Berasal Dari Keyakinan
Keyakinan/kepercayaan
yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan.
Menurut Prof. Dr. Hanun Nasution, ada 3 aliran filsafat, yaitu aliran
naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
Aliran
Naturalisme
Hidup
manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang
merupakan
kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tuhan
menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak dikuasai
Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini karena manusia
itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha/berencana tetapi Tuhan yang menentukan.
Aliran
naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada
Tuhan. Yang manakah yang benar? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin
Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan
Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
Bagi yang
percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan
Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan
yaitu agama. Ajaran agama itu ada 2 macam, yaitu :
a. Ajaran
agama dogmatis
Adalah yang
disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agama yang dogmatis bersifat
mutlak (absolut), terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya
tetap, tidak berubah-ubah.
b. Ajaran
agama dari pemuka-pemuka agama
Adalah
sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas). Ajaran agama dari
pemuka-pemuka agama termasuk kebudayaan, terdapat dalam buku-buku agama yang
ditulis oleh pemuka-pemuka agama. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan jaman.
Apabila
aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan
manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh
ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya. Manusia yakin bahwa kebajikan itu
diridhai oleh Tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhanlah
kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup
religius (keagamaan)
Sebaliknya,
apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi,
maka keyakinan itu bermula dari kekuatan natur. Pandangan hidupnya dilandasi
oleh kekuatan natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah kebajikan natur.
Pandangan hidup yang dilandasi oleh kekuatan natur sifatnya atheisme. Ini disebut
padangan hidup komunis.
2. Aliran
Intelektualisme
Dasar aliran
ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia
berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan
dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal)
kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Akal berasal dari bahasa Arab,
artinya kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul istilah “hati nurani”,
arinya daya rasa.
Hubungan
aliran ini dengan pandangan hidup manusia, maka keyakinan manusia itu bermula
dari akar. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang
diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa
kebajikan hanya dapat diperoleh denga akal (ilmu dan teknologi). Pandangan
hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah
laku dan berbuat, walaupun tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan
hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu, karena itu
individu yang berakal (berilmu dan berteknologi tinggi) dapt menguasai individu
yang berpikir rendah.
3. Aliran
Gabungan
Dasar aliran
ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang
berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangakan
akal adalah dasar kebudayaan, yang menetukan benar tidaknya sesuatu. Segala
sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa
(hati nurani). Jadi, apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima
oleh hati nurani.
Apabila
aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan
pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir,
sedangkan hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya
tetapi tidak menentukan dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika
berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan
hidup ini disebut sosialisme.
Apabila
dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari
keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun
sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun
secara kolektif pandangan hidup ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang
dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh
hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Pandangan
hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir kolektif, sedangkan pandangan
hidup sosialisme religius menekankan pada logika berpikir kolektif individual.
Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika berpikir daripada hati nurani,
sedangkan sosialisme religius mengutamakan kedua-duanya logika berpikir dan
hati nurani. Pandangan hidup sosialisme tidak begitu menghiraukan kekuasaan
Tuhan, sebaliknya sosialisme religius kekuasaan Tuhan begitu menentukan.
Source :
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab8-manusia_dan_pandangan_hidup.pdf